CERPEN: Maafkan Aku Jatuh Hati Padanya
Entahlah, aku tak mengerti mengapa aku bisa jatuh hati padanya. Berawal dari pertemuanku dengannya di stasiun kereta api. Pagi ini seperti biasa, aku berangkat sekolah menggunakan kereta api. Bersama ke 3 temanku,kami selalu pulang pergi sekolah bersama, tetapi pagi ini yang terlihat hanya kedua temanku saja, Yuli dan Rani yang menungguku di stasiun sedangkan Zeny tidak ada, kata kedua temanku Zeny sedang bersama dengan teman SMPnya di stasiun seberang sana. Saat kereta tiba terlihat dari seberang Zeny sedang bersama dengan seorang lelaki yang bisa dibilang tampan berpostur tubuh tinggi, berkulit putih, cukup menarik menurutku. Setelah ku ketahui ternyata lelaki itu adalah Sammy, lelaki yang selama ini selalu jadi bahan pembicaraan Zeny,Zeny pernah menjalin hubungan dengannya sewaktu SMP namun tak lama. Hingga saat ini kami duduk dibangku kelas 1 SMA, Zeny masih menyimpan rasa padanya. Yang membuatku heran adalah sifat lelaki itu, satu minggu ini dia terlihat baik sekali pada Zeny namun satu minggu kemudian tiba-tiba dia memutuskan hubungannya dengan Zeny, sifatnya berubah menjadi orang yang cuek, bertemu di stasiun pun seakan tak kenal dengan Zeny, ya kalau denganku sih sudah jelas tak kenal.
Pada suatu ketika aku mengantar adikku ke sekolah, aku menoleh ke rumah bercat biru tepatnya dibelakang rumahku. Di teras rumah itu aku tak sengaja melihat Sammy dan aku rasa Sammy pun melihatku, langsung saja kutancap gas motorku dengan kencang, aku tak sadar mengapa saat itu aku harus mempercepat laju motorku. Ternyata Sammy itu tetanggaku, aku heran sudah hampir 5 tahun aku tinggal di daerah ini dan aku baru tahu kalau ternyata aku bertetangga dengan Sammy mungkin karena selama ini aku jarang keluar rumah bisa dibilang aku ini kuper (kurang pergaulan) tak pernah hidup bertetangga. Setelah pagi itu aku melihat Sammy, pada sore harinya ketika aku sedang menyapu teras rumahku dari jauh aku melihat 2 orang lelaki sedang berjalan seperti sedang mencari sesuatu, saat ku lihat lebih jelas ternyata itu Sammy dengan temannya entah siapa. Aku pun langsung masuk ke dalam rumah dan entah mengapa aku merasa bahwa dia itu sedang mencari kediamanku atau itu hanya perasaanku saja. Keesokan harinya aku bercerita pada Zeny soal aku melihat Sammy yang ternyata rumah kami berdekatan itu, hanya respon biasa dengan gurauan yang Zeny katakan karena setelah Sammy memutuskan hubungannya dengan Zeny, Zeny tak mau menampakkan dirinya dihadapan Sammy lagi tapi sebaliknya saat ini hampir setiap hari aku bertatap muka dengan Sammy di stasiun, bahkan jika satu hari aku tak melihatnya seperti ada sesuatu dipagi hari yang hilang. Ya Tuhan apa yang kurasa ini, apa aku menyukainya? tapi mengapa harus Sammy ? Sammy itu kan orang yang selama ini Zeny suka. Tapi sungguh semakin hari semakin aku sering melihatnya semakin aku jatuh hati padanya, rasanya ingin sekali aku berdialog dengannya tapi apa mungkin, sifatnya itu benar-benar dingin sekali mana mungkin dia mau menyapaku terlebih dahulu.
Sepulang sekolah hujan deras sekali, aku dan Rani menunggu hujan reda di stasiun yang kebetulan aku dan Rani rumahnya satu arah. Saat hujan reda, entah mengapa aku yang biasanya menggunakan ojeg menuju rumah, kali ini aku ingin berjalan saja bareng dengan Rani. Ditengah perjalanan, hujan kembali deras dan kamipun memutuskan untuk naik angkot saja pada saat turun dari angkot, betapa kagetnya aku ketika aku melihat Sammy yang sedang berteduh juga di gang itu. Kami bertiga berteduh cukup lama di gang itu, untung saja Rani mengenal Sammy sehingga ada perbincangan diantara mereka. Hujanpun akhirnya reda, kami melanjutkan perjalanan dan yang terlebih dahulu sampai adalah Rani sehingga yang tinggal hanya aku dan Sammy yang meneruskan perjalanan. Sungguh jantungku berdetak sangat kencang seakan mau meledak, walaupun cuaca dingin namun keringatku bercucuran tiada henti karena berjalan dengan Sammy dan dari rumah Rani ke rumahku jaraknya pun cukup jauh sehingga aku dan Sammy berjalan cukup lama 15 menit kira-kira. Di sepanjang perjalanan tak ada perbincangan sepatah katapun diantara kami, sebenarnya segudang pertanyaan ingin sekali aku lontarkan padanya namun seakan bibir ini membisu sulit sekali melontarkannya hingga sampai rumah sama sekali tidak ada perbincangan. Tetapi walaupun begitu aku tetap senang bisa berjalan bersama dengan dia karena sesungguhnya bisa melihat dia pun, hatiku ini sudah cukup bahagia.
Hari demi haripun berjalan hingga kami sekarang sudah beranjak kelas 3 SMA. 2 tahun lamanya tak terasa aku masih menyimpan hati pada Sammy, tak ada perubahan masih seperti dulu rasa sukaku pada Sammy masih ku pendam sendiri dan aku tidak mau kalau sampai Zeny tahu sebenarnya aku suka pada Sammy kalau sampai Zeny tahu mungkin dia akan memusuhiku selamanya atau bahkan lebih dari itu karena hingga detik ini pun perasaan Zeny pada Sammy masih tetap sama.
Saat jam istirahat aku pergi menuju kelas Zeny dan kulihat dia begitu girang sekali tidak seperti biasanya “ kenapa zen,girang banget? “ tanyaku “ Sam sms aku, dia ngajak pulang bareng dong hari ini “ jawabnya. Jantungku rasanya sakit sekali saat Zeny berkata seperti itu, bukan karena Sammy yang mengajaknya pulang bersama tetapi jantung ini sakit ketika aku tahu bahwa Zeny masih sangat berharap pada Sammy. Bel sekolah pun berbunyi menandakan jam pelajaran sudah selesai, terlihat Zeny langsung merapikan penampilannya. Di dalam kereta api pun tak henti-hentinya dia merapikan rambutnya. Setibanya di stasiun dimana Sammy naik, Zeny turun dari kereta dan mencari Sammy hingga mereka kembali dan duduk bersama. Mereka asyik sekali mengobrol bersama seakan tak menganggapku ada diantara mereka, sungguh membosankan Rani dan Yuli tidak pulang bersama kami. Perjalanan dalam kereta itu seakan terasa lama sekali mungkin karena suasana hatiku yang kacau melihat mereka begitu akrab membicarakan masa lalu mereka saat bersama di waktu SMP. Hingga saat itu hari-hari berikutnya pun Zeny dan Sammy menjadi lebih sangat akrab,mereka selalu pulang pergi sekolah bersama dan karena itu aku memutuskan untuk tidak pulang pergi bersama mereka lagi karena melihat kebersamaan mereka perasaanku benar- benar kacau.
Tak terasa cukup lama aku tak pergi sekolah bersama ke tiga temanku dan sudah cukup lama juga aku tak melihat Sammy. Sekarang kami sudah hampir lulus SMA, semenjak aku tak pernah pergi sekolah bersama ke 3 temanku, aku merasa ada yang berbeda dan yang berbeda itu sifat mereka padaku seakan mereka menjauh dariku. Apa karena Sammy? Tapi bagaimana mereka tahu? Entahlah, pernah Yuli bertanya padaku tentang siapa lelaki yang aku suka dan ketika dia menebak mengapa tebakannya tertuju pada Sammy? Aku mencoba menyangkalnya dengan berkata “ tak mungkin aku menyukai orang yang juga disukai oleh teman dekatku sendiri “ padahal sesungguhnya hati kecilku berkata aku sangat menyukai orang yang disukai teman dekatku itu. Aku merasa berdosa pada Zeny dan aku pun telah membohongi Yuli dan diriku sendiri tentang perasaanku yang sesungguhnya, maafkan aku jatuh hati padanya. Perlahan aku akan mencoba untuk menghapus rasa sukaku pada Sammy atau mungkin membiarkan rasa ini membusuk dihati ini. Biarkan hanya aku dan Tuhan yang tahu perasaanku ini.
Komentar
Posting Komentar